Semenjak gue lahir, gue udah pindah sekitar 5 kali, mungkin
juga bisa kurang karena ingatan ikan emas gue yang ekstrim, apalagi ingatan
masa kecil kita nggak dibawa sampai kita dewasa, ceilah. Jadinya, bisa dibilang
pindahan yang bisa cukup diingat sama gue adalah waktu gue pindah rumah waktu
SD, entah kelas berapa, yang jelas waktu itu keluarga gue ngga pindah begitu
jauh, dan sampai 10 tahun terakhir nggak pindah lagi sama sekali dari rumah
yang lagi gue tempatin sekarang.
Lalu tiba-tiba gue lulus SMA dan harus pindah ke Yogyakarta.
Satu lagi pindahan, dan tanpa Bapake dan Mamake.
Dan sewaktu gue berbenah diri dan packing untuk keperluan di
Jogja, semuanya terasa beda banget sama rasa packing buat sekedar beberapa hari
nginep di rumah saudara di Jogja sewaktu lebaran mudik dulu. Menata keperluan
sehari-hari yang simple di sudut-sudut
tas beroda itu, dan yang paling penting lu tahu bahwa ini akan jadi
pindahan yang sebentar, dan lu akan balik lagi ke rumah, menemui barang yang
lebih banyak lagi.
Pindah ke Jogja yang sekarang bukan untuk keperluan beberapa
hari, tapi untuk berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau beberapa tahun ke
depan, yang gue maksud disini bukan artinya kita nggak akan pulang ke rumah
asli kita lagi, tapi gue hanya pindah untuk sementara, bedanya kali ini gue
pindah untuk jangka waktu yang lebih lama, dan hidup jauh dari orangtua.
Nggak terasa banget udah satu semester gue tinggal sendiri
setelah kemaren pulang untuk liburan semester, dan sekarang gue harus kuliah
lagi, mengejar ilmu dan juga sesuatu yang gue nggak bisa tutupin lagi, tapi IP
gue nggak begitu memuaskan semester satu, yang agak gue sesali sekarang,
walaupun masih 3, Alhamdulillah.
Ngomong-ngomong soal pindahan, kemarin baru aja salah satu
temen kost gue pindahan. Bukan karena dia mau pindah ke kost lain, tapi karena
dia lulus, dan sudah wisuda tanggal 20 kemarin. Itu pertama kalinya dalam hidup
gue ngeliat orang pake toga dan jubah panjang hitam yang gue nggak tahu namanya
itu, wajah mereka semua bangga dan cerah banget, kayak ada cahaya yang
menyelubungi mereka, atau karena cuaca hari itu emang panas hahaha
Di GSP yang biasanya sepi dan cuma rame kalau ada yang
latihan UKM disitu mendadak jadi hiruk pikuk, banyak pedagang bunga, boneka
wisuda UGM, keluarga yang datang buat melihat moment hidup salah satu dari
keluarga mereka, para wajah wisudawan yang cerah ceria walau peluh membanjiri
wajah mereka, gue bahkan nggak bisa ngebayangin rasanya gimana keringetan
dengan make up dan kebaya-kebaya itu. dan tentu aja para wajah orangtua yang
bangga akhirnya perjuangan mereka selesai, anaknya udah jadi orang yang
berpendidikan tinggi.
Waktu itu gue, Mbak Falla, Mbak Fitri Hasanah, Mbak Fitri
Kanjeng (haha), Uji, Mbak Nurra, dan Mbak Rija cuma bisa kasih selamat,
beberapa bunga yang dibeli di pinggir jalan GSP, dan bawa diri aja, sayangnya
Alma sama Mbak Indah nggak bisa hadir karena ada urusan keluarga yang nggak
bisa ditinggal. Temen Mbak Kenny luar biasa banyak (bagi gue), dilihat dari
betapa supelnya dia dan beberapa buket bunga yang mampir di pelukan Sang
Pendamping Wisuda xD
Waktu itu ada dua adik Mbak Kenny yang super lucu, dan gue
harus menahan keinginan buat karungin mereka terus gue bawa pulang ke Bekasi.
Kita sempet foto-foto dan gue menyadari bahwa mendadak semua
orang terlihat matching dengan baju pink cerah mereka, sementara gue terjebak
dengan kemeja warna blue jeans yang gue pakai. Yeah, semuanya pakai baju warna
itu, selain gue sama Mbak Nurra. Bahkan kebaya Mbak Kenny juga warnanya pink!
Huh.
Sampai akhirnya semuanya selesai dan kita semua pulang ke
kost lagi, makan bareng kita yang terakhir di kamar Mbak Fall, sebelum Mbak
Kenny resmi nggak nginep di Kost lagi.
Lalu malamnya dia sibuk packing, gue mendengar ada
kardus-kardus yang dibuka lalu ditutup, barang-barang yang berpindah dari
tempatnya menuju ke sebuah kotak dan plastik, malam itu gue tahu anggota kost
Palpad kami akan berkurang dan malam itu gue juga tahu, kalau Mbak Kenny akan
pindah, salah satu pintu di kost akan
tertutup tanpa ada orang di dalamnya, suatu hari mereka semua juga akan pindah,
begitu juga gue, dan akan ada orang lain yang akan menempatinya dengan siklus
perpindahan milik mereka sendiri, begitu seterusnya sampai ia berhenti dengan
sendirinya.
Beberapa hari setelah Ogut pergi, Mbak Falla masih suka teriak
ke arah pintu untuk ngebangunin dia, bukannya dia stress berlebihan atau apa
(dia bercanda doang, kok, haha), tapi kami masih merasa bahwa dia masih ada di
kamar, sedang tidur atau apa, seperti biasanya.
Dan ternyata bahwa dalam hidup, kita tak bisa menghindari
pergerakan dan perpindahan. Life must go on. Mbak Kenny masih bisa main ke kost
suatu hari nanti, dan kita masih bisa ngedenger curhatan dia lagi tentang
segala hal, haha.