Esok
3 Juni 2014 pukul 0:04
Hampir tengah malam..
Seorang diantara dua kebingungan
Bila pagi datang ia akan berbuat apa
Bila sang mentari tiba ia akan melakukan apa
Satu yang lain pula
Ia tak tahu bagaimana cara menghabiskan malam
Sementara kedua sadarnya masih menyala dengan terangnya
Kedua orang itu akhirnya duduk
Tidak memikirkan apa-apa
Hanya saling mendengar napas masing-masing
Mereka berdo'a
Mereka memasrahkan diri
Akhirnya mereka tahu dan tidak lagi takut
Malam akan berakhir
Pagi akan datang membawa waktu
Dan keberanian
Dan harapan-harapan
Ialah esok.
Menjadi Pagi
7 Juni 2014 pukul 23:51
Suara jam dinding berdetak
Hanya itu
Tenggorokan ku ngilu
Ia terlalu banyak berkata-kata dan menelan
Atau menelan kata-kata?
Aku tak tahu
Lampu pijar masih menyala
Orang-orang senyap di ruang masing-masing
Di balik pintu, menghadap hitam
Mereka malam katanya
Aku mengusak dinding tinggi
Sekat-sekat sepi itu
Lupa bahwa ada lemari
Ada pintu
Jendela
Tapi kalau ku ketuk, akankah mereka menjadi pagi?
Pompa Air dan Selang Besar
15 Juni 2014 pukul 0:22
Tengah malam lagi.
Ah, tidak. Ia telah pagi namanya
Ia pagi, namun langit masih sepekat kopi yang baru diaduk
Dua pasang bola mata masih bergerak, mencari-cari dimana ia menjatuhkan impian demi impian kecilnya
Hening
Namun suara kepalanya begitu ramai layaknya pasar pagi
Mereka begitu ribut sampai-sampai ia takut tetangga sebelah terbangun dari lelapnya
Televisi masih menyala
Menayangkan wajah orang-orang bertopeng yang berlenggak-lenggok
Senyum itu
Tapi mata mereka bukan
Sekali lagi ia menunggu pagi
Merebahkan kepala
Berharap ada sebuah pompa air dengan selang yang besar
Menyiram seluruh riuh ini sampai sunyi menelannya bulat-bulat