Senin, 16 September 2013

Ospek Saya (2)

Ospek Kedua gue adalah ospek permadani, jangan heran kalo banyak, ospek gue ada tiga soalnya -_-

Ini ospek hari ketiga dan cuma setengah hari, tapi tugasnya banyak udah gitu berkelanjutan, tapi nggak kalah meriah soalnya fakultas gue orangnya paling banyak, sekitar 2 ribuan.

Kalo di palapa kemaren, ada acara pura-pura demo di Jakal, permadani beda, kami semua kumpul lagi dilapangan, kali ini bawa kertas asturo merah yang dilaminating, membentuk tulisan SV

Jadinya kayak gini

Eh gambarnya gue cari nggak ketemu masa -_-

Terus dibarengi dengan nari bareng (yang aslinya adalah gerakan kikuk berjamaah) bertemakan 'Selamatkan Indonesia' gerakannya bagus dan lagunya bagus, pas mau tanya judul lagunya apa, acaranya kelar dan kami pindah ke GSP, liat bermacam-macam peragaan dari prodi di SV. Dan yang paling gue antusiasin adalah waktu padus dan pertunjukkan angklung dan alat musik korea. Bagus deh :A:

Waktu para bapak pidato, gue agak bobo dikit.

Lalu kegiatan kami berlanjut ke ospek Lentera Budaya (karena gue jurusan bahasa inggris), serentak memasang ikat kepala batik goceng-an kami, serentang berbondong-bondong menuju ke SV, dan di sana sudah ada panggung berhiaskan 3 orang MC, ada simbol orang menari dari kertas warna-warni, dan simbol awan-awan di atas panggung.

Lumayan seru karena kami dapet makan siang._.

(Jiwa anak kos muncul ke permukaan).

Lalu kami nari saman bareng-bareng.

Diomelin bareng-bareng.

Dan nonton cover dance 2ne1 yang Falling in Love bareng-bareng._.

Itu keren.

Ah sudahlah, haha.

Ospek Saya. (1)

Baru berhasrat buat ngeblog lagi, dan nggak tahu kenapa malah ngelewatin masa-masa ospek yang belom sempat di ketik di blog. Males karena capek, dan waktu itu tiap hari pulang malem karena ngerjain tugas.

Waktu ospek gue masuk ke kelompok Soshum, makanya kemejanya putih, dateng-dateng disuruh baris di lapangan GSP yang super gede, dan kita harus lari-lari barisnya, super sekali. Dengan bertopi caping yang telah di cat putih bareng-bareng, rok ngegantung yang aneh dan agak fashin-nista haha gue pun berbaris bersama teman-teman yang lain untuk membentuk tulisan 'Indonesia Raya'.

Jadinya kayak gini


Gue nggak tahu ada di huruf apa, yang pasti gue duduk deket Calista, dempet-dempetan sama anak kemeja merah, entah dari kelompok apa xD

Yang gue inget cuma kita diajarin nyanyi shake banana, eat eat banana, tahu lagu ini? itu lho minions xD

Serpihan ingatan-ingatan gue yang absurd.

Sebagian lagi yang gue inget pas ngecat caping bareng di bawah pohon bodi sama Kak Mifta Chu and friends, Daniel dan Ulin yang ngelawak bareng, sampe love triangle ala drama Korea dari Bagus-Oliv-Bayu. Disitu Bayu sempet diledekin dan mukanya merah banget kayak kepiting rebus, gue kira manusia nggak bisa berwarna semerah itu waktu malu di kehidupan nyata, gue kira itu cuma ada di komik, hahaha

Dan cinlok yang lain adalah Winda sama Arik, yang berakhir dengan Arik pindah ke Stan, ke Jakarta, padahal mereka udah deket banget. Semenjak itu setipa pagi TL gue dipenuhi sama tweet galau Winda. Turut prihatin, sister.

Sampe sekarang trio kocak Daniel-Risti-Oliv masih eksisi ngajak Geng Mifa Chu ini tiap sabtu sehabis Softskill. Bah.

Happy Birthday Gelanggang!

Sebelum nulis note yang absurd persis seperti yang nulis, gue mau ngucapin "Happy Birthday ke Gelanggang yang ke 38th, Gelanggang Ahjussi (mudah-mudahan dia cowok), saengil chukka hamnida \^^/ yey"

Kejadian ini bermula dari Ratna yang ngajakin gue sama yang lain sepedaan bareng minggu pagi ini, ada acara go green di kampus, dan gue juga sebenernya bingung, ini niatnya sepedaan tapi sepedanya aja masih abstrak, alias transparant, alias nggak ada.

Alasan lain mau ikut acara ini juga ada doorprice sepeda-_-

Dengan hanya berbekal keyakinan bahwa di acara itu dipenjemin sepeda, kita akhirnya berniat buat daftar tadi sore, tapi hasilnya nggak jadi karena nggak ada yang berani tanya.-. memang absurd sekali. Badan gue yang memang udah agak anget-anget dikit tadi, nekad keukeuh mau ikutan, tapi perhatiannya malah ke sebuah poster bertema ultah gelanggang, ada pertunjukkan-pertunjukkan dari kakak angkatan yang aktif di UKM, dan tekad kami pun bulat untuk nonton orkestra yang amat kami idam2kan itu.

Setelah sepakat, gue sama Ratna agak-agak labil mau ikut apa enggak, karena janji awal yang tadinya sehabis magrib malah melenceng sehabis isya, nunggunya bete abis. Ini semua gara-gara Wim yang labil, haha padahal gue udah nyuci baju yang seabrek dengan kekuatan bulan gue, jemur dengan kecepatan matahari, mandi itik ala zaskia gotik (cepret2in air, terus kelar), waktu nasinya mateng, nasinya langsung gue minum tanpa dikunyah biar cepet. Super sekali memang.

Waktu itu gue hanya bisa memandang kasur pink unyu-unyu berlapiskan sapi gembul gue dengan tatapan nanar.

Pedih sekali.

Sehabis sholat isya sama genk mbak kost, gue disms Ratna 8 kali dan 2 panggilan tak terjawab, dengan kecepatan superman yang ganti baju di telepon umum, gue terbang ke bawah, nyamperin Ratna yang udah nangkring diatas motor ditengah kegelapan, mata menyala-nyala. (menyala? huh? cin?)

Kita berdua berangkat ke Gelanggang dengan udah-nggak-begitu-semangat-sekali tapi sampai juga disana. Dan tentu aja Fruti sama Wim dan temennya Fruti belom sampe -_-

Gue sama Ratna nongkrong dibawah pohon deket parkiran, berduaan ngomongin Kpop sama SNSD yang mau konser di Jakarta, dan semua orang yang dateng memang rata-rata kakak angkatan, gamada ilang yang nyasar telah datang, yeah.

Setelah bubibu, akhirnya Fruti, dkk datang dengan tampang polos, waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan, dan acara belum dimulai.

Setelah penantian, MC mengumukan acara dibuka dengan tari pendet, dengan setengah berlari kami duduk di bagian paling belakang, tanpa diberi snack karena memang bukan tamu undangan, krisis kelaparan dan demonstrasi cacing di perut kami berorasi keras, menyanyikan yel-yel kelaparan, kami mencoba sabar.

Tari pendet yang bagus sekali sudah selesai, dan acara berlanjut ke pidato sambutan dari seorang laki-laki yang gue lupa jabatannya apa, dan untungnya pidatonya singkat.

Satu orang bapak berpeci naik ke atas panggung, berbeda dari yang tadi kali ini bukan pidato singkat, melainkan pidato yang tidak-bisa-dibilang-singkat, kira-kira 30 menit (gue tahu karena ngecek jam terus, ngeri pintu kost udah ditutup) dia baru mengakhiri pidatonya.

Dan dibarengi juga dengan waktu pulang gue.

Sepi sekali hati ini.

Kedua MC naik ke atas panggung, mengumumkan kalau sebentar lagi mau ada pemotongan tumpeng, tapi gue keburu bangkit, pamit ala kadarnya ke teman yang lain, dan kabur dari ke arah kost sambil liat jam, agak-agak stres trus pulang sambil lari-lari.

Sampai di kost, itu gerbang nan tinggi itu masih terbuka, belum digembok.

Kemarin Aku Bermimpi (Puisi)

Kemarin aku bermimpi
Tentang jingga, tentang warna-warna
Mimpi itu terang seperti bulan di tengah malam bulan September
Segar seperti ingatanku tentangmu

Kemarin lusa aku bermimpi
Aku bertemu denganmu di suatu senja
Langit telah berdarah
Tapi matamu masih sejuk
Laksana embun sepagi tadi

Senyummu merekah sesekali
Masih sama, rasanya masih seperti kemarin
Waktu itu hujan seperti air rindu yang tumpah dari langit
Dan pelangi melengkung melintangi bumi kita

Saat isyarat kita masih menari
Diatas panggung yang sama

Ciptaan : C. Martha