Senin, 16 September 2013

Ospek Saya (2)

Ospek Kedua gue adalah ospek permadani, jangan heran kalo banyak, ospek gue ada tiga soalnya -_-

Ini ospek hari ketiga dan cuma setengah hari, tapi tugasnya banyak udah gitu berkelanjutan, tapi nggak kalah meriah soalnya fakultas gue orangnya paling banyak, sekitar 2 ribuan.

Kalo di palapa kemaren, ada acara pura-pura demo di Jakal, permadani beda, kami semua kumpul lagi dilapangan, kali ini bawa kertas asturo merah yang dilaminating, membentuk tulisan SV

Jadinya kayak gini

Eh gambarnya gue cari nggak ketemu masa -_-

Terus dibarengi dengan nari bareng (yang aslinya adalah gerakan kikuk berjamaah) bertemakan 'Selamatkan Indonesia' gerakannya bagus dan lagunya bagus, pas mau tanya judul lagunya apa, acaranya kelar dan kami pindah ke GSP, liat bermacam-macam peragaan dari prodi di SV. Dan yang paling gue antusiasin adalah waktu padus dan pertunjukkan angklung dan alat musik korea. Bagus deh :A:

Waktu para bapak pidato, gue agak bobo dikit.

Lalu kegiatan kami berlanjut ke ospek Lentera Budaya (karena gue jurusan bahasa inggris), serentak memasang ikat kepala batik goceng-an kami, serentang berbondong-bondong menuju ke SV, dan di sana sudah ada panggung berhiaskan 3 orang MC, ada simbol orang menari dari kertas warna-warni, dan simbol awan-awan di atas panggung.

Lumayan seru karena kami dapet makan siang._.

(Jiwa anak kos muncul ke permukaan).

Lalu kami nari saman bareng-bareng.

Diomelin bareng-bareng.

Dan nonton cover dance 2ne1 yang Falling in Love bareng-bareng._.

Itu keren.

Ah sudahlah, haha.

Ospek Saya. (1)

Baru berhasrat buat ngeblog lagi, dan nggak tahu kenapa malah ngelewatin masa-masa ospek yang belom sempat di ketik di blog. Males karena capek, dan waktu itu tiap hari pulang malem karena ngerjain tugas.

Waktu ospek gue masuk ke kelompok Soshum, makanya kemejanya putih, dateng-dateng disuruh baris di lapangan GSP yang super gede, dan kita harus lari-lari barisnya, super sekali. Dengan bertopi caping yang telah di cat putih bareng-bareng, rok ngegantung yang aneh dan agak fashin-nista haha gue pun berbaris bersama teman-teman yang lain untuk membentuk tulisan 'Indonesia Raya'.

Jadinya kayak gini


Gue nggak tahu ada di huruf apa, yang pasti gue duduk deket Calista, dempet-dempetan sama anak kemeja merah, entah dari kelompok apa xD

Yang gue inget cuma kita diajarin nyanyi shake banana, eat eat banana, tahu lagu ini? itu lho minions xD

Serpihan ingatan-ingatan gue yang absurd.

Sebagian lagi yang gue inget pas ngecat caping bareng di bawah pohon bodi sama Kak Mifta Chu and friends, Daniel dan Ulin yang ngelawak bareng, sampe love triangle ala drama Korea dari Bagus-Oliv-Bayu. Disitu Bayu sempet diledekin dan mukanya merah banget kayak kepiting rebus, gue kira manusia nggak bisa berwarna semerah itu waktu malu di kehidupan nyata, gue kira itu cuma ada di komik, hahaha

Dan cinlok yang lain adalah Winda sama Arik, yang berakhir dengan Arik pindah ke Stan, ke Jakarta, padahal mereka udah deket banget. Semenjak itu setipa pagi TL gue dipenuhi sama tweet galau Winda. Turut prihatin, sister.

Sampe sekarang trio kocak Daniel-Risti-Oliv masih eksisi ngajak Geng Mifa Chu ini tiap sabtu sehabis Softskill. Bah.

Happy Birthday Gelanggang!

Sebelum nulis note yang absurd persis seperti yang nulis, gue mau ngucapin "Happy Birthday ke Gelanggang yang ke 38th, Gelanggang Ahjussi (mudah-mudahan dia cowok), saengil chukka hamnida \^^/ yey"

Kejadian ini bermula dari Ratna yang ngajakin gue sama yang lain sepedaan bareng minggu pagi ini, ada acara go green di kampus, dan gue juga sebenernya bingung, ini niatnya sepedaan tapi sepedanya aja masih abstrak, alias transparant, alias nggak ada.

Alasan lain mau ikut acara ini juga ada doorprice sepeda-_-

Dengan hanya berbekal keyakinan bahwa di acara itu dipenjemin sepeda, kita akhirnya berniat buat daftar tadi sore, tapi hasilnya nggak jadi karena nggak ada yang berani tanya.-. memang absurd sekali. Badan gue yang memang udah agak anget-anget dikit tadi, nekad keukeuh mau ikutan, tapi perhatiannya malah ke sebuah poster bertema ultah gelanggang, ada pertunjukkan-pertunjukkan dari kakak angkatan yang aktif di UKM, dan tekad kami pun bulat untuk nonton orkestra yang amat kami idam2kan itu.

Setelah sepakat, gue sama Ratna agak-agak labil mau ikut apa enggak, karena janji awal yang tadinya sehabis magrib malah melenceng sehabis isya, nunggunya bete abis. Ini semua gara-gara Wim yang labil, haha padahal gue udah nyuci baju yang seabrek dengan kekuatan bulan gue, jemur dengan kecepatan matahari, mandi itik ala zaskia gotik (cepret2in air, terus kelar), waktu nasinya mateng, nasinya langsung gue minum tanpa dikunyah biar cepet. Super sekali memang.

Waktu itu gue hanya bisa memandang kasur pink unyu-unyu berlapiskan sapi gembul gue dengan tatapan nanar.

Pedih sekali.

Sehabis sholat isya sama genk mbak kost, gue disms Ratna 8 kali dan 2 panggilan tak terjawab, dengan kecepatan superman yang ganti baju di telepon umum, gue terbang ke bawah, nyamperin Ratna yang udah nangkring diatas motor ditengah kegelapan, mata menyala-nyala. (menyala? huh? cin?)

Kita berdua berangkat ke Gelanggang dengan udah-nggak-begitu-semangat-sekali tapi sampai juga disana. Dan tentu aja Fruti sama Wim dan temennya Fruti belom sampe -_-

Gue sama Ratna nongkrong dibawah pohon deket parkiran, berduaan ngomongin Kpop sama SNSD yang mau konser di Jakarta, dan semua orang yang dateng memang rata-rata kakak angkatan, gamada ilang yang nyasar telah datang, yeah.

Setelah bubibu, akhirnya Fruti, dkk datang dengan tampang polos, waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan, dan acara belum dimulai.

Setelah penantian, MC mengumukan acara dibuka dengan tari pendet, dengan setengah berlari kami duduk di bagian paling belakang, tanpa diberi snack karena memang bukan tamu undangan, krisis kelaparan dan demonstrasi cacing di perut kami berorasi keras, menyanyikan yel-yel kelaparan, kami mencoba sabar.

Tari pendet yang bagus sekali sudah selesai, dan acara berlanjut ke pidato sambutan dari seorang laki-laki yang gue lupa jabatannya apa, dan untungnya pidatonya singkat.

Satu orang bapak berpeci naik ke atas panggung, berbeda dari yang tadi kali ini bukan pidato singkat, melainkan pidato yang tidak-bisa-dibilang-singkat, kira-kira 30 menit (gue tahu karena ngecek jam terus, ngeri pintu kost udah ditutup) dia baru mengakhiri pidatonya.

Dan dibarengi juga dengan waktu pulang gue.

Sepi sekali hati ini.

Kedua MC naik ke atas panggung, mengumumkan kalau sebentar lagi mau ada pemotongan tumpeng, tapi gue keburu bangkit, pamit ala kadarnya ke teman yang lain, dan kabur dari ke arah kost sambil liat jam, agak-agak stres trus pulang sambil lari-lari.

Sampai di kost, itu gerbang nan tinggi itu masih terbuka, belum digembok.

Kemarin Aku Bermimpi (Puisi)

Kemarin aku bermimpi
Tentang jingga, tentang warna-warna
Mimpi itu terang seperti bulan di tengah malam bulan September
Segar seperti ingatanku tentangmu

Kemarin lusa aku bermimpi
Aku bertemu denganmu di suatu senja
Langit telah berdarah
Tapi matamu masih sejuk
Laksana embun sepagi tadi

Senyummu merekah sesekali
Masih sama, rasanya masih seperti kemarin
Waktu itu hujan seperti air rindu yang tumpah dari langit
Dan pelangi melengkung melintangi bumi kita

Saat isyarat kita masih menari
Diatas panggung yang sama

Ciptaan : C. Martha

Senin, 26 Agustus 2013

First Meeting

Dalam hidup pasti ada saat-saat dimana kita nggak kenal siapa-siapa, ada di lingkungn baru yang sama sekali asing buat kita.

Dan gue ngerasain banget itu kemarin, acara kumpul-kumpul kuliah pertama buat ngomongin ospek nanti, dan diantara beribu-ribu orang yang hadir di kampus baru gue yang gede banget itu, (bisa nebak kampus apa? xD) gue cuma kenal sepupu cowok gue. Hiks.

Gue kayak orang cengo oon banget waktu dia nyamperin temen-temennya sesama anak UGM (iya, temennya banyak) dan gue bingung mau kenalan apa enggak yang akhirnya telah gue perkirakan, akhirnya nggak kenalan dan bersembunyi dibalik semak-semak terdekat.

Kami semua akhirnya dikumpulin sesuai jurusan atau fakultasnya masing-masing, dan gue sendiri nyangkut di sekolah vokasi, kami semua kumpul jadi satu tanpa terpisahkan prodi, jadilah gue kenalannya ngacak-ngacak, seru juga sih kayak orang bingung gitu haha

Lalu seniornya ngajak kita buat ngepalin langsung jargon buat ospek yang terdiri dari 4 baris, dan sampai sekarang belom gue hapal-hapal xD, terus jargon sekolah vokasi sama tepuk UGM.

Ada satu senior yang bikin ketawa terus dan bikin suasana nggak kaku, kami semua disuruh jongkok, gue kira mau ngapain, hampir aja gue gali tanah disangka mau pup berjamaah, ternyata kita disuruh bikin gelombang, kayak gelombangnya ELF di SS5, lumayan banyak juga.

Saking banyaknya seniornya harus bilang 2 kali, timur sama barat dan mendadak ada sebutan manusia pagar sama manusia pohon bodi.

Kocak.

Gue liat banyak banget orang dan imajinasi gue langsung nyampe ke orang yang pengen tauran, mana ada tampang kayak kutu buku gini bawa gear sepeda sama tali rafia buat nyekek orang? xD

Ah ini pertama kali gue ketemu sama maba yang lain dan cece udah nanya ada yang mirip Kyu apa enggak, lalu gue jawab sekenanya adanya yang mirip Changmin 2AM (biasnya) haha..

Untung gue udah terbiasa sama bahasa Jawa kalo nggak ya nggak pa-pa sih.. Palingan malah makin linglung xD

Jumat, 23 Agustus 2013

Perompak Angkot

Halo, nama gue Cindy. Gue magnae-nya (usia termuda) Genk Pulang, tapi orang – orang bilang yang lebih pantes jadi magnae itu Diah == gue bete. Apakah gue bertampang tua?? Tuhan, apa yang salah dari muka hamba-Mu yang imut-imut ini? *dihajar masa*. Sebenernya kami semua seumuran, tapi gue beda sendir di genk ini, gue 96line, maklum waktu kecil Ibu gue ngebet banget masukin gue ke TK. Jadilah gue dengan tampang kaya anak TK ini, berada dalam kumpulan 95line (yaelah, beberapa bulan doang ==)

Gambarnya Diyana lho :))) bagus kan?
 Namanya aneh ya?? Oke gue punya usulan beberapa nama, Go Home Team keren tuh.. ( kok makin aneh ya?? ==), gimana kalo let’s go home?? Kok kayak iklan les bahasa inggris ya? (let’s study English==). Genk pulang ajadeh

Gue sendiri gatau sejak kapan genk unik ini terbentuk, gue ga mau bilang aneh, takut ditimpuk soalnya, yang jelas kami sekumpulan manusia yang tiap hari berasa angkot milik sendiri, kalo angkotnya penuh ga mau naik. Itu jelas karena kita ber-6, dan ga semua dari kita kecil (gue ga bilang2 apa-apa kok *watados*) jadinya kalau angkotnya ga kosong – kosong amat kita ga bisa naik, ga muat soalnya. Kita punya posisi tempat duduk tersendiri, sebelah kanan gue Ocha, kanannya Ocha Rizka, sebelah kanannya lagi ochan, depan gue Diah, sampingnya Diyana, itu udah pewe, tapi tergantung keadaan juga, sesuai penumpang senior yang udah duluan masuk ke angkot

Kami berenam udah pulang bareng dari kelas X, dan sekarang udah kelas XI, Engka sama Ocha bareng, Diah sama Ochan bareng kelasnya, tinggal gue sama Diyana yang misah, mengembara di kelas masing – masing, berasa kayak MIA (Missing Child, baca : anak ilang), walaupun begitu kita kompak, ga kompak-kompak amat sih, tapi lumayanlah. Tiap pulang sekolah kayak mau tauran, saling nungguin, Rizka jadi bassis nya bawa sabuk ber-gir (just kidding engka peace “V), gue bawa sabut kelapa buat nyate (apasih? ==)

Gue inget waktu ujan-ujanan pas pulang bareng, kita semua heboh mau neduh dimana, akhirnya neduh di tukang bakso. Yang paling gue inget waktu itu rambut Ochan jabrik banget kayak jarum sampe2 Diana bilang kalo ada balon dideketin ke rambut Ochan rambutnya bisa pecah (peace for Ochan wkwk). Terus tenda tukang baksonya itu bocor, jadi netes-netes ke rok gue T_T, gue curiga air ujannya yg udah ga steril lagi nyemplung ke bakso, Alhamdulillah, sampe sekarang gue masih sehat ==. Setelah kerempongan bakso tadi, semua bingung mau pulangnya gimana, sedangkan masih ujan, Diah ngusulin buat naik bajaj aja sama Ocan (romantis yaa,, XD) karena kebetulan ada bajaj yg nangkring di depan. Setelah lama ngeliatin tuh bajaj, menimang – nimang mau naik apa engga, akhirnya ada ibu2 yg ngeduluin Diah naik tuh bajaj. Abang bajaj nya udah senyum2 sendiri aja diliatin, abangnya ge’er loh, sumpah.

Waktu pulang (akhirnya naik angkot) sambil nunggu Diah nganter Diana sebentar, gue sama Rizka megang payung, terus tiba-tiba ada angina, payungnya kebalik keatas nadangin air.. wkwkwkwk.. dengan isengnya engka nyembur2in air ke rambut ochan, malah tambah jadi jabrik lagi XD

            Secara pribadi gue nganggep Engka itu adalah leader di gang ini, karena dialah pelopornya, kalau dia bilang gue ga ikut, kita ga ikut, kalo dia bilang dia besok ga masuk kita ga masuk, waktu rizka sakit, kita izin sakit semua, waktu rizka laper, gue juga, waktu rizka mau pipis, gue juga. Gang ini mirip sodara kembar yah? Sehati banget, sodara kembar aja ga gini2 amat ya? #lirik ehm boyfriend

            Diyana sama Ocha adalah maskot kita, karena mereka langsing (ehem), terus Ochan yang sabar banget ngadepin ledekan kita (pray for Ochan), di keneknya genk pulang (kalao udah tikungan pasti ribet ngumpulin duit =_= uang 2000 sam 1000 biasanya berperan disini, dan bagi gue sama engka 500 lah yang berperan paling besar) Diah yang juga suka di cengcengin tentang sugus (kau-tahu-siapa), Ocha sam diyana juga mascot dalam  hal lukis melukis, engka si leader yang suka cengcengin gue di angkot 03 merah (gue ga marah kok, cengcengin aja terus, soalnya kalo diem2an gue ngantuk haha), sampe sekarang gue bukan lawannya T_T, terus gue si pikun yang kacamatanya kayak pantat tutup botol.

            Kami berenam, bersama – sama menempuh perjalanan ke barat untuk mengambil kitab suci, naik angkot 03 biru yang kaca jendelanya keras kepala, susah dibuka. Nahan napas berjamaah waktu lewat kali, soalnya tuh kali wangi banget. Terus pas udah mau deket SD nahan napas lagi (tau kan ada apa? XD), Diana mulai ambil ancang – ancang buat turun, pas udah mau perempatan berantem dulu mau turun di pasar apa di perempatan, terus pas udah mau deket banget rizka sama Ochan berebut siapa yang bilang kiri ---___---

            Masalah belum selesai, Diah parno ketemu abang-abang angkot 01 biru yang gondrong, tatoan, tindikan, gue sendiri belum pernah liar tuh abang angkot, dan ga kepingin juga --___-- serem banget katanya, pas Ochan turun duluan diah makin parno *pukpukdiah*

            Tempat mangkalnya genk pulang itu di rumah diah, gatau kenapa, tempatnya strategis, semua jauh dari rumah kecuali Ochan, dan kalo di rumah diah kakaknya suka ngeledekin Diah sama Ochan.. Yasudahlah, gue capek ngetik *tepar* semoga dengan adanya catatan ga guna ini, gue ga di eleminasi dari genk pulang, dan kita pulang bareng terus dan tetep kompak.

Indah? Nama kamu Indonesia banget (Jumma and I's Journey)

Sabtu kemarin gatau ada angin dari mana, Veda ngajak gue nonton Hello G**dBye di salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di lantai paling atas itu, yang lega ituloh, yang karpetnya tebel banget, yang popcorn diluar mahal ituloh *plok oke stop, ketauan banget gue norak gapernah nonton di bioskop ya, kebiasaan lama, nonton layer tancep di depan lapangan bola, yang mengusung tema misbar, gerimis bubar.

Gue sih setuju-setuju aja, karena gue kira dia bakalan bayarin gue, dan seperti yang sudah gue perkirakan, kita bayar sendiri-sendiri. Veda memang dasarnya anaknya pelit, tapi dia boros. Ngerti kan? Boros banget tapi pelit(?) *plak* *plok*

Sabtu siang itu, rencananya, gue sama Veda mau ngajak Ina juga buat nonton, tapi waktu Veda telpon ke hapenya Ina, yang angkat malah kakak ceweknya, namanya Iis, lagi kuliah jurusan akutansi entah dimana, mirip banget sama Ina, mereka kayak pinang dibelah tujuh, saking miripnya. Oke, kembali ke topik awal, Iis bilang kalo Ina udah tepar, molor di kasurnya sambil melukin boneka angry birdnya yang tampang tuh burung memang selalu senewen itu. Katanya sih kecapean habis LDKS, setau gue Ina memang jadi pengurus (S)OSIS di sekolahnya, padahal kan seharusnya adik kelasnya yang mati disiksa kakak kelas, ini kenapa dia ikutan capek? Apa dia juga disiksa sama sesama pengurus OSIS, atau jangan-jangan malah kebalikan disiksa sama adik kelas? Sampe saat ini, itu masih jadi pertanyaan yang bener-bener mengganggu gue, gue sampe migrain mikirinnya. Tragis.

Akhirnya kita berdua (re : gue sama Veda) sepakat buat nonton berdua aja, memang akan terlihat agak gimana gitu, tapi yah.. apa boleh buat. Lalu semacam jomblo ngenes, kami berdia sepakat ngumpul di rumah gue dulu, janjinya dia mau dateng jam 12 tepat. Dengan celana jeans dan kaos oblong nan lusuh gue siap-siap berangkat, semangat ’45 menanti sohib gue itu di ruang tamu. Gue tungguin, tapi sampe jam 2-an lebih dikit, tuh anak belom nongol juga. Lalu gue memutuskan buat sms dia, manunggu kejelasan, karena gue capek digantungin kayak gini terus #EhSalah, maksudnya nunggu dia terus, beberapa detik kemudian gue inget dia nggak bawa hape, gara-gara batre hapenya ngga ada. Nyebelin memang.

5 menit kemudian dia sampe juga, dengan rambutnya yang kayak abis diterjang angin puyuh berketinggian 3 meter diatas permukaan laut. Dia bilang ke gue “Ci! (ya, dia manggil gue kayak gitu, dan  setiap dipanggil ‘Nci’, gue selalu merasa  kita kayak lagi transaksi jual-beli hape di Glodok  huft) susah nyari angkotnya, abang angkotnya lagi ga doyan duit kali ya..’ dia marah-marah sambil cemberut, gue cuma memerhatikan dia dengan tatapan nanar.

Lalu tanpa diminta, dia masuk kerumah gue, memberi salam seadanya kearah Bokap gue, lalu Bokap ninggalin kita berdua di ruang tamu sendirian.

“Nci, pinjem sisir, aduh Nci, gue aus banget, minta minum dong..’’ dengan seenaknya dia nyuruh2 gue, udah datengnya telat. -__-

Tapi sebagai Tuan Rumah yang baik, akhirnya gue ambilin juga air minum dari kulkas, gue campurin pake air sumur dikit, diludahin  haha (ngga kok jum, candaa elah, mukanya kaget gitu ya) huahahahaha ;D

“Jum, ini udah telat banget, apa kita beli yang jam 3-an aja kali ya? Masih lama dong?” tanya gue, konfirmasi kesepakatan ke dia. Lalu dia membalas gue “Ia Nci, kita yang jam 3 aja, gapapa disini dulu” lalu setelah ngobrol sebentar ngalor ngidul, kita berangkat juga. “Ngomong-ngomong Jum, lu tau arah angkot kesana?” tanya gue, lalu dengan wajah santai tapi nyengir khas Veda, dia jawab, “Tentu aja gue nggak tau..” Gue jatoh kebelakang sambil bilang wow

*******************************************************

Sesampainya di tempat tujuan, gue sama dia langsung ke atas, lalu diliat dari panjangnya antrian beli tiket, kita berdua baru inget dan sadar kalo ini memang menjelang Malem Sabtu, seperti jomblo-jomblo pada umumnya, kita memang menganggap semua malam sama. Dipukul rata.

Selama antri, gue berusaha membujuk Veda buat nonton Br*eak*ing Dawn aja, soalnya gue belom nonton tuh film TT_TT kasian ya gue? Tapi dia nolak, katanya dia udah nonton sama temennya yang lain. Terpaksa, gue nungguin bajakan lagi ini. Nasiib, nasiiib.. ;( Gue ngecek hp gue, sambil liat jam, ternyata masih ada waktu sebelum film di mulai, gue ngusulin ke Veda, buat nunggu aja disitu, sambil ngadem, tapi Veda nolak. Lalu gue tanya kenapa, dia cuma menaikkan bahunya yang besar sambi lalu. Gue masih bertanya-tanya kenapa, kemudian gue tau jawabannya kenapa, soalnya rata-rata yang nongkrong adalah pasangan. Kalo kita duduk diantara mereka, gue ga bisa bayangin betapa kontrasnya kita. Kita akan dilihat orang dengan pandangan kasihan, apalagi tampang Veda melas kan, cocok banget.

Kita berdua turun lagi, dan mutusin buat ke toko buku aja, waktu itu gue lagi ngincer satu buku yang udah lama gue pengen, bukunya berseri kayak Harry Potter, gue baru baca yang pertama, nah yang keduanya itu yang gue cari. Lalu gue iseng ngeliat etalase Best Seller di depan tuh toko buku, ternyata buku ketiganya bahkan udah terbit, jadi best seller pula. Gue ketinggalan abis #PartTerEnggakPenting #Okesip #EditYuk #KODE

Karena bisa dipastikan duit gue bakalan kurang kalo buat beli buku juga, Veda sama gue cuma datang untuk ngeberantakin, dan gaya-gayaan liat-liat, dia nyeritain tentang adenya yang udah baca buku apa aja ke gue, begitu juga sebaliknya. Dengan tampang yang sangat sepik dia bilang “Nci, gue mau beli buku ini..” Gue Cuma manggut-manggut, gue tahu dia nggak bakal beli buku itu. Setelah dekat dengan waktu filmnya dimulai, Veda bilang ke gue lagi “Ah, gue belinya pas bareng sama Ibu gue aja, biar di bayarin..” Nah kan, apa gue bilang. Gue curiga gue punya bakat alam jadi peramal kayak Mama Dedeh.. Eh salah Mama Laurent maksud gue.

It is the movie. Kami duduk dibangku paling belakang, dengan harapan setinggi langit, kalo fimnya bakalan seru, kita nunggu klimaksnya dengan antusias, karena syutingnya di Korea. Ya, seperti ABG lainya, Veda suka korea, gue juga sih. Ehm. Dengan berpegangan dengan rasa penasaran, kami menonton filmnya dengan gelisah. Nungguin Eru, si penyanyi dari negeri ginseng itu nongol, tapi batang hidungnya tak juga terlihat. Lalu setelah berapa lama, akhirnya dia nongol, nyanyi selama kurang lebih 03.45 menit, gue sama Veda walau gatau lagunya, dengan sangat sok tahu ikutan nyanyi, dengan suara fals dan nada acak adul, dengan  muka melas karena AC-nya ga dingin. Berusaha nyocokkin nyanyiannya dengan lambaian tangan kita. Sepasang mbak-mbak yang duduk di samping kita ngeliatin dengan muka sebel, plus nahan ketawa bareng. Sedangkan sepasang kekasih di pojokkan terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri, jadi terlalu ga peduli sama dua anak muda yang ga jelas tadi (re : gue dan Veda)

Setelah hampir 2 jam duduk dengan manis, akhirnya film mau tamat, banyak banget yang bisa kita ambil dari film itu, kayak, kalo kita terlalu fokus sama apa yang jadi tujuan kita, kita bakalan lupa cara untuk menikmati hidup. Dengan terbengong-bengong karena endingnya yang-ngegantung-abis-itu kami keluar sambil lari-lari nahan pipis.

*******************************************************

“Nci, ayo kesini dulu, gue mau beli headset” Veda narik gue kesebuah toko 6000-an, yang isinya banyak barang yang menurut gue saking antiknya, sampe nggak terlalu yakini buat dibeli. Gue sama dia ngiterin tuh toko. Hasilnya, gue beli sepasang headset yang disumpelannya ada kepala kelincinya, Veda beli headset juga, dan stiker buat dinding kamarnya, dia emang gaya. Dan seperti yang gue bilang diatas, sekarang headesetnya udah rusak, kepala kelincinya lepas pas nggak sengaja gue injek, kabel merah birunya putus, untung nggak meledak, gue sampe jantungan.

Setelah dari sana, kita berniat buat pulang, tapi yang ada malah nyasar, padahal gue sering kesana tapi kenapa kita kayak anak ilang gini? Gue sama dia muterin tuh toko 6 kali, bahkan gue pikir kalo gue tambahin sekali lagi, orang-orang mikir kalo kita lagi manasik haji bareng. Akhirnya ketemu juga jalan keluarnya, dua orang bodoh ini pulang dengan ngejar-ngejar angkot, kakinya Veda yang sebelah belom keangkut, angkotnya udah jalan, gue berasa ada di film action, mana didalem angkotnya isinya abang-abang semua. Dengan agak-agak ngeri, gue sama Veda duduk berhadapan, udara dipenuhi sama perpaduan bau keringet sama bau sumpek rokok.

Tiba-tiba aja, sebuah konteiner yang segede babon yang ditumpuk jadi 3 lewat disebelah angkot gue, dan ngebut banget. Alhasil itu spion angkot yang gue tumpangin patah dengan mengenaskan, Abang angkot ga terima, dia marah ke supir container babon itu, terus ngajakin berantem, pake tempat sama waktunya, gue kira mereka ma kencan, tapi ngeliat tampang bang konteiner babon dan angkot yang super nggak ramah itu, gue baru ngeh kalo mereka mau berantem.

Si Abang konteiner itu nyupir sambil marah-marah, ngejar angkot kami dengan kecepatan tinggi, lalu kalo jaraknya udah lumayan deket, dia ngerem. Jaraknya deket banget, sampe2 gue bisa ngeliat jelas moncong tuh mobil babon. Abang-abang penumpang yang disitu merhatiin tuh mobil dengan antusias, soalnya dia nyalip kesana kemari buat ngejar angkot kami, HOROR gila, ini lebih berasa actionnya. Veda komat-kamit dengan muka panik banget, gue berusaha untuk tenang, dan buang jauh pikiran kalo tuh mobil babon bakalan nabrak angkot kita gimana, apalagi gue duduk dipinggir. Akhirnya setelah sekian lama kejar-kejaran yang ga penting tadi, kita berdua turun dengan amat bahagia, nggak seperti biasanya. Rasanya LEGA banget turun dari tuh angkot horror. Astaga~ (/.^) Alhamdulillah, kita nggak kenapa2, Cuma ada aja cerita yang lebih seru dibawa kerumah daripada filmnya itu sendiri #Eh

Rabu, 21 Agustus 2013

Fashion-Nista

Hari ini aneh sekali.

Berarti seperti hari-hari kebanyakan. Hahaha..

Semua berawal dari gue diajak nyokap buat paketin kasur dan segala perlengkapan gue buat kos di Jogja, semuanya udah beres tinggal berangkat, niat awalnya gue cuma nganterin nyokap nunggu bokap di depan jalan raya sekalian manggul kasur (enteng sih). Berhubung rumah gue itu luas banget, (saking luasnya kalo ada kucing liar lewat di depan rumah gue, dia jalannya harus nyamping) nah jadilah mobil kantor bokap di parkir di tempat lain.

Lalu di jalanan itu, entah ada angin mana nyokap malah ngajak gue ikut juga, dengan tekad yang setengah kuat dan didukung oleh suara nyokap yang menggebu-gebu, akhirnya gue ikut juga.

Masalahnya memang bukan disitu, tapi apa yang sedang gue pakai, baju yang gue pakai ini memang terlihat wajar kalo gue perginya palingan cuma 500 meter dari rumah, misalnya ke warung, tapi ini lumayan jauh dan rata-rata dari mereka memang pakai baju untuk pergi.

Nah gue dengan pedenya (dipede-pedein sih sebenernya) hanya pake kaos oblong warna biru kumal jelek khas rumah yang warnanya udah hilang ditelan jaman, luntur, udah kena noda kecap 3 ecrotan, bawahannya ngga kalah fashion-nista lagi, cuma celana pendek mirip boxer cowok gombrong bermotif kotak-kotak hitam putih, sandal biru yang cuma dicuci kalo kena becekan hujan doang, dan rambut kusut masai yang belom disisir.

Pokoknya benar-benar Fashion-Nista xD

Waktu gue ngeluh ke nyokap, nyokap cuma bilang " Alah, kamu cuek aja, pede aja lagi!" lah dia enak pake jeans, kaos dan sendal yang mendingan, nah gue???

Kayak orang ngawur habis tidur terus langsung pergi, tapi emang gue abis tidur sih tadi._.

Semakin parah waktu nyokap bilang mau beli keperluan ospek gue di Pasar Baru, habislah gue, gue bahkan lebih parah dari Sungmin, fashion teroristnya SJ xD mian oppa. Berhubung dia cakep dan banyak fans, jadi ngga masalah.

Akhirnya dari satu toko ke toko lainnya, berujung dengan gue diliatin mbak mas SPGnya dengan pandangan aneh bin ajaib xD

Dan bahkan nyokap bilang, waktu dia nanya salah satu petugas SPG disana, dia nggak dijawab.

Kalo orang bilang, don't judge the book by it covers, nggak mempan ke orang-orang, dan selama kita pede dengan apa yang kita pakai dan tetap bersyukur, semuaya nggak jadi masalah.

Senin, 19 Agustus 2013

My Music ::

Biasanya gue suka dengerin K-POP tapi akhir-akhir ini suka selingkuh juga ke K-Hip Hop sama K-Indie, semuanya Korea? Nggak juga.

Ini beberapa musisi yang saya suka juga.

1. Super Junior

SJ itu jadi semacam gerbang buat gue untuk masuk ke rancah per-Kpop-an -_- dan mereka cukup berhasil bikin gue gila, musik mereka oke punya, dan lagu-lagunya juga ears catching, pasti udah nggak asing sama Mr. Simple dan Sorry Sorry, gue yakin. Kalo lo ga tau dua lagu itu, LU PASTI NGGAK PUNYA TIPI ATAU NGGAK TINGGALNYA DI GOA. Jadi inget kata Laslie bilang di film Bridge to Terabithia, kalo TV itu merusak sel otak xD jadi nggak punya TV ya nggak pa-pa. Terserah looo, bebas!

Mereka itu semcam King Of Hallyu di dunia, yang jelas menurut gue, lagu ballad mereka malah lebih gue suka daripada musik ajebnya xD gue lebih menjiwai fangirlingnya, apalagi kalo udah dihadapkan sama Marry U dan Our Love, kandas sudah jiwa lemah ini, Aiiiih.. #lebaylagi

Nggak akan cukup waktunya kalo gue ceritain seluruh perasaan gue ke mereka, haha.

2. SHINee

kalo SHINee baru-baru ini sih, eh tapi udah lama juga.. Suka mereka karena suara rata-rata personelnya bagus, dancenya apalagi, udah gitu mereka ini juniornya Super Junior xD jadi taulah asuhan SM Entetainment. Kalo yang tau korea cuma sekilas, pasti pernah kan nonton BBF? Nah mereka ini yang ngisi soundtracknya judulnya Stand By Me. Minho-ya joaaaaa.. xD

3. Epik High

nah ini dia K-Hip Hop yang gue ceritain diatas, gue kenal mereka belom lama, dan tau mereka dari salah satu personilnya sekaligus leadernya, Tablo (bukan tampang bloon loh ya) duet nyanyi sama Taeyang Big Bang di lagu Tomorrow, tertarik liat liriknya dan terkejut liat artinya xD mulai dari situ nyari-nyari info tentang Epik High dan gue makin jatuh cinta sama liriknya yang puitis tapi nggak menye, mereka nulis lirik sendiri, dan keren abis. Harus liat di google tapinya, dan transletannya Inggris xD

4. K-Indie

Karena K-Indie yang gue suka banyak,  jadi gue jadiin satu aja ya, kalo yang gue suka tapi udah terkenal itu salah satunya Urban Zakapa, suaranya bagusssss bangeeeeet, adem-adem gitu mereka bertiga, cewek satu cowok dua, dan udah dewasa. Satu lagi J Rabbit, mereka pernah ngisi soundtrack drama Flower Boys Next Door, terdiri dari 2 orang cewek yang suaranya bikin iri, lalu satu lagi Standing Egg, tema Indie itu kan rata-rata acoustic ya, dan gue suka banget sama mereka, kalo denger berasa adem banget deh pokoknya, kalo bosan sama orang yang ngedance sama musik ajeb, boleh juga :)

5. Yui

Gue termasuk fans barunya dia, tahu dari dulu sih sebenernya, dari dia ngisi OST anime Bleach, hayo kalo Jpop Lovers pasti tahu._. suka banget sama lagunya yang LIfe sama Rolling Star, setelah itu tahu film Taiyou no Uta, film pertama Yui, dikasih tau dari temen, dan sukses nangis tersedu-sedu xD mulai dengerin album-albumnya dia, dan sejauh ini yang jadi favorit masih Goodbye Days, I Remember You, Tokyo sama Tomorrow's Way, lagu acoustc semua.. Ditambah tampang cewek kelahiran 86 ini cute haha pasti cowok2 demen.

diatas beberapa musik gue, dan masih banyak sebenernya, gatau kenapa saya lebih suka lagu-lagu Asia daripada Barat -_-

My First Blog

Sebagai seorang fangirl yang hidupnya dinistakan oleh sekumpulan imajinasi limbung ala remaja labil, gue juga suka bikin fanfiction, suka banget malahan.

Dan sekumpula khayalan dan tulisan gue yang jarang selesai itu ada di blog gue yang satunya, pakai nama samaran author, biar keren, hehe

Rata-rata yang gue tulis itu yaoi, gatau yaoi? Aih polos banget, unyu deh. Yaudah kalo gatau mending gausah di buka aja sekalian xD kadang kalao lagi ngeh suka nulis yang 'normal' juga, kok.

Ah, jangan heran kalau saya begini yaa haha

Dan ini adalah blog pertama saya >> postingbyflo.blogspot.com

Yang baca udah lumayan banyak, gatau beneran dibaca atau emang kesasar buka tapi ga dibaca TT TT yang jelas sih, yang komentar dikit xD

Aigoo.. Kalo penasaran silahkan di baca-baca..

Sebelas IPA Tiga (IPAbsurd)



Ini gue ketik waktu masih di kelas 11 SMA, udah lama banget, sebenernya mau gue share ke temen-temen yang lain, tapi rasanya kok agak gimana gitu, haha. Malah di share disini..

11 Ipa 3



Sebelas, eh sekarang udah jadi dua belas ya? Yey Enggak terasa memang, kita udah naik kelas, dan sebentar lagi harus berkutat sama yang namanya LJK, Try Out, dan segala tetek bengek UN lainnya yang bikin stress. Makanya kalo mau UN, paket pensil 2B jadi laku, gue rasa ada promosi dan kerja sama terselubung dari pemerintah dan Faber Castle. Oke gue tau kalian udah frustasi duluan kalo gue bahas ini duluan. Kita sekelas lagi selama dua tahun berkat surat-surat kecil untuk kepsek cepe tujuh beserta materai 6000-nya. Kreatif sekali. J Gue sendiri nulis 5 lembar, isinya sama semua.



Dulu



Dulunya, waktu kami masih di kelas 11 IPA 3, tuh kelas menurut gue paling strategis dari seluruh tempat di 107, kecuali toilet cowok (tetep jauh) ^^ Deket sama parkiran, jalan dari gerbang juga ngga jauh-jauh amat, udah gitu deket sama toilet cewek, mushola, dan yang paling penting kalo laper waktu pertengahan jam pelajaran, bisa modus ke koperasi, sepik ijin ke guru buat ke toilet, pas balik ditangan udah beranak jadi chiki gopean 2 biji sama teh kotak di kantong, dijamin ngga ketauan.



Sekarang



Sekarang semenjak Negara api menyerang, segalanya berubah #ehsalah, maksudnya semenjak pindah kelas kemana-mana susah, jauuuh.. apalagi koperasi. Gue merasa selama ini gue menyia-nyiakan Mbak Dewi dan Teh kotaknya. AC-nya bermasalah mulu, ngga kebagian papan tulis elektronik, dsb dsb. Sekarang kalo berisik dikit disamperin guru, soalnya sebrangan sama meja piket. Jadi setiap ada pala anak IPAbsurd ini nongol dikit, guru piket dateng, terus biasanya pada bubar kelimpungan, benerin kursi-kursi, umpetin UNO sama kartu remi-nya. Khas IPA 3 sekali.



Ngga ada penerus



Ngga salah kalo Fauzan bikin user name-nya IPA 3 di twitter dengan IPAbsurd, karena pertama : nih kelas melenceng sendiri, dari yang tahun kemarin IPA Cuma 2 kelas, sekarang jadi 3 (kita), lalu tahun ini jadi adik kelas IPA-nya Cuma 2 kelas lagi .__. Kedua : Tuh papan nama yang digantung didepan kelas mubazir rasanya. Makanya kalo nanti kita lulus. Aamiin.. Bawa pulang aja tuh papan, gergaji jadi 31 bagian buat kenang-kenangan.



Game-nya IPA 3



Dari kelas ini, gue jadi bisa main gapleh (eh bener ngga sih nulisnya gini?), kartu remi, kartu UNO, dan yang baru-baru ini ngetren dan masih fresh from the oven yaitu bekel. Observasi gue yang jago tadi Uyunk sama Novia, ngga tau yang lain. Keburu Pak Maman dateng.



Boyband



Anak cowok di IPA 3 juga special sekali, bukan karena mukanya (e maap), tapi karena jumlahnya yang super sekali, 6 orang saja. Agak-agak mirip boyband gitu. Lalu gue ngebayangin Okta-Rindho-Adel-Bima-Fauzan-Ipin ngedance SMASH you know me so well~ ~ (dibunuh dah nih gue sama nopi plus mereka xD)



Pisang Legendaris



Ini tentang karya duo sahabat kelas kita Clara-Lenny, entah kenapa nih pisang jadi pajangan favorit kita, (termasuk gue) di kelas. Karena nih pisang menghibur banget, mengingat sejarahnya yang udah pernah diliat sama artis-artis terkenal pas sekolah ngadain pensi kemaren, yang secara kebetulan kelas 11 IPA 3 jadi tempat istirahatnya Potenzio sama Tangga (Peace loh Clar-Len XD)

Blue Pianika

Ini adalah curhatan dari hati yang terdalam tentang sebuah benda kesayangan gue yaitu sebuah pianika.

Iya betul, nggak salah baca kok, sebuah pianika berwarna biru, peninggalan jaman SD, masa-masa dimana asal hapal not Ibu Kita Kartini senengnya udah setengah mati, beda sama sekarang, harus lagu korea. *makin ngaco*

Gue yakin kalo temen-temen seangkatan gue pasti pianikanya bakal dimuseumkan, atau bahkan udah pada hilang, lupa ditaruh dimana, atau mungkin juga diinvestasikan ke adiknya, yah berhubung gue nggak punya adik..... /sobs/

Pianika gue masih utuh, dan sering nongol sendiri di atas kasur (karena habis gue tiup-tiup di kasur, ini kan bukan film horror), dan saking seringnya gue mainin, gue menemukan beberapa hasil pengamatan gue kalo pianika itu bisa ditiup dengan berbagai posisi, bisa sambil bersenandung ala Anang-Ashanti, sambil menjemur pakaian, sambil boboan, juga bisa sambil meluk guling mikirin bias. *iniapa*

Bukannya sombong, somse, ataupun samsul, tapi gue punya 2 pianika, dan itu hasil sumbangan semua *bangga* yang satu dari sepupuku jiejie tercintah, dan satunya lagi dari nenek, gatau dibeliin atau abis dicolongin dari anak SD tetangga sebelah. Dari kedua pianika biru ini, gue paling suka yang dari sepupu gue, walaupun warnaya udah kuning nggak karuan *saking lamanya*, tuts-tuts nya udah ditutup sama plester dan waktu SMP dengan bodohnya malah gue tambah-tambahin urek-urek pakai spidol hitam *malah makin parah* /sobs/ sekarang gue rawat, gue mandiin, dan gue kasih makan juga. Tapi sewaktu gue lagi main pesawat-pesawatan pas lagi nyuapin dia, sendoknya nubruk, ah gue rupanya lupa kalo dia nggak punya mulut, punyanya belalai yang panjang itu.

Sedangkan pianika yang satunya masih kinclong abis, putih, bersih, kayak baru *padahal udah lawas juga*, tapi sayang tuts di not sol nya alot, makanya jarang gue pakai. Sayang banget memang. makanya kalo pake pianika yang itu, biasanya kan habis niup sol itu sekuat tenaga banget, nah nada selanjutnya malah jadi kenceng banget, karena masih lumayan baru jadi suaranya masih lebih bagus yang ini. Bisa gaswat bangunin bayi tetangga sebelah.

Untuk jaga-jaga setiap selesai main pianika, gue selalu menyempatkan untuk membawakan sebuah lagu anak-anak, seperti balonku, pelangi, dan anak kambing saya, dan tak ketinggalan di obok-oboknya Joshua, tapi mereka nggak ada yang tahu lagu itu, gue lupa anak kecil sekarang kan nyanyi nya lagu Coboy Junior sama Cakra Khan.

Makanya kalo lo lagi nggak sengaja lewat depan rumah gue, ah depan rumah gue kan rumah orang, berarti lewat genteng dong? Apa orang itu salah satu ninja dari Desa Konohagakure? *mulai2ngaco* jika sayup-sayup terdengar suara pianika yng ditiup ala orang gemuk yang sedang rebahan sambil kehabisan napas, jangan bawa-bawa note ini sebagai bukti, oke?

Gue salut. Tetangga gue rupanya adalah manusia yang berkekuatan super, sehat jasmani dan rohani, denger ada suara pianika yang memekakkan telinga hewan pengeratpun mereka nggak protes! Benar-benar terpuji dan bertoleransi tinggi. Gue nggak yakin kalo di kos nanti gue masih keukeuh niupin pianika kayak orang nggak tahu diri, tetangga kos gue nggak akan semurah hati ini.

Ngomong-ngomong, sekarang pianika favorit gue lagi berkelana sendiri di rumah, gue cari-cari nggak ketemu-ketemu, mungkin dia trauma setelah kecapan-kecapan terakhir antara gue dan dia *mulai jijay kan? gue yg ngetik apalagi :( tanpa selang apalah arti hidup pianika, pianika ku dua, selangnya satu. oh oh. Tragis.

Who am I? I am.....not Spiderman!



Banyak yang bilang, tak kenal maka tak sayang, pembukaan perkenalan gue ini emang basi, pasaran abis, tapi benar adanya. Hahaha.

Nama gue Cindy Martha Ayudiah, dari nama gue, lu pasti menyimpulkan bahwa orang tua gue kelewat frustasi nyari nama buat anak pertama mereka, jadinya gini deh, nama panggilan semuanya digabung, lalu jadilah nama lengkap gue. Tapi selama ini, ga ada yang manggil gue pake nama belakang, rata-rata panggil Cindy semua, Alhamdulillah.

Gue anak pertama sekaligus anak terakhir dikeluarga gue, karena 2 adek gue udah pergi ninggalin gue sama bokap nyokap sebelum melihat dunia ini, yeah, mereka berdua udah meninggal duluan sebelum lahir. Jadilah gue anak tunggal, satu-satunya yang disayang-sayang, dan satu-satunya juga yang disuruh-suruh x)

Dan seperti anak tunggal kebanyakan, nyokap bokap itu protektif banget sama gue, sampe-sampe udah segede gini gue belom bisa naik motor di jalan raya, padahal udah belajar dari lama, hmm mungkin faktor dari gue juga yang males ngelancarin, dan setiap gue mau nyoba nekat langsug belajar di jalan raya kayak orang kebanyakan, nyokap selalu ngelarang gue.
Gue berumur 17 tahun, gue lahir tahun 1996 dan udah lulus SMA. J sebentar lagi mau masuk kuliah, juga jurusan yang gue ambil sastra. Belagu banget kan? X)

Gue tertarik sama sastra karena gue suka baca, walaupun gue bacanya buku fantasi melulu, makanya gue suka lupa gimana cara bergaul di dunia nyata haha *lebay*. Kacamata gue lebih tebel dari botol kemasan air mineral dan sekarang hidung gue udah melesak, bahkan sejak gue lahir, karena keberatan kacamata.

Sekarang gue lagi sibuk-sibuknya mengisi liburan dengan hal ngga guna, kayak bikin gelembung dari detergen sama sabun pencuci piring, bikin tenda di teras loteng rumah gue pakai selimut (imajinasi bebas deh pokoknya), namatin drama-drama korea-__-, fangirlingin Super Junior sama SHINee, yeah gue memang seperti para gadis labil kebanyakan, suka kpop dan kdrama, gila malah. Eh maaf, haha.

Selama libuaran, frekuensi gue keluar rumah itu bisa diitung pake jari, dan ketika modem gue habis pulsanya kayak sekarang ini, gue stress x)

Gue bukan tipe orang yang kalo libur keluyuran ga jelas, tapi kalo sama temen asyik juga tuh kayaknya, gue mulai kangen sepeda lagi. Sekarang kemungkinan gue buat naik sepeda ga sekitar 0.000000000000001%, karena sepeda gue tinggal kerangkanya doang, sementara bannya dipisahin sama bokap, ditaro entah dimana, mungkin di lubang kelincinya Alice and Wonderland. Nah kan, gue mulai menghayal lagi.

Hal yang gue pengenin sekarang itu bisa cari duit, buat masuk kuliah, belajar yang rajin, trus dapet beasiswa full, jadi sarjana cepet terus cari uang yang banyak buat bokap nyokap. Gue sadar yang gue tulis itu ngga semudah ngebalikin telapak tangan, tapi katanya kalo impian di tulis, terus rencana-rencana hidup di tulis, lu bakalan bisa jadi kenyataan. Dengan campur tangan yang banyak juga dari Allah, tentunya.

Sekian dulu perkenalan, dan sejumput impian yang gue selipkan di bawahnya, semoga harapan-harapan kalian juga tercapai. Sekalian salam kenal! :)