Minggu, 15 Juni 2014

Tiga Puisi Tidak Bisa Tidur

Tiga puisi semoga ini termasuk puisi ya yang gue tulis waktu nggak bisa tidur di Kost :

Esok

3 Juni 2014 pukul 0:04

Hampir tengah malam..
Seorang diantara dua kebingungan
Bila pagi datang ia akan berbuat apa
Bila sang mentari tiba ia akan melakukan apa

Satu yang lain pula
Ia tak tahu bagaimana cara menghabiskan malam
Sementara kedua sadarnya masih menyala dengan terangnya

Kedua orang itu akhirnya duduk
Tidak memikirkan apa-apa
Hanya saling mendengar napas masing-masing

Mereka berdo'a
Mereka memasrahkan diri
Akhirnya mereka tahu dan tidak lagi takut

Malam akan berakhir
Pagi akan datang membawa waktu
Dan keberanian
Dan harapan-harapan

Ialah esok.


Menjadi Pagi

7 Juni 2014 pukul 23:51
Suara jam dinding berdetak
Hanya itu
Tenggorokan ku ngilu
Ia terlalu banyak berkata-kata dan menelan
Atau menelan kata-kata?
Aku tak tahu

Lampu pijar masih menyala
Orang-orang senyap di ruang masing-masing
Di balik pintu, menghadap hitam
Mereka malam katanya

Aku mengusak dinding tinggi
Sekat-sekat sepi itu

Lupa bahwa ada lemari
Ada pintu
Jendela

Tapi kalau ku ketuk, akankah mereka menjadi pagi?



Pompa Air dan Selang Besar

15 Juni 2014 pukul 0:22
Tengah malam lagi.
Ah, tidak. Ia telah pagi namanya
Ia pagi, namun langit masih sepekat kopi yang baru diaduk
Dua pasang bola mata masih bergerak, mencari-cari dimana ia menjatuhkan impian demi impian kecilnya

Hening
Namun suara kepalanya begitu ramai layaknya pasar pagi
Mereka begitu ribut sampai-sampai ia takut tetangga sebelah terbangun dari lelapnya

Televisi masih menyala
Menayangkan wajah orang-orang bertopeng yang berlenggak-lenggok
Senyum itu
Tapi mata mereka bukan

Sekali lagi ia menunggu pagi
Merebahkan kepala
Berharap ada sebuah pompa air dengan selang yang besar
Menyiram seluruh riuh ini sampai sunyi menelannya bulat-bulat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar